ParaAhli Tafsir Terkenal Dari Kalangan Umat Islam. Bismillaah. · MUJAHID. Dia adalah Mujahid bin Jabr al-Makky, Mawla as-Sa`ib bin Abi as-Sa`ib al-Makhzumy, lahir pada tahun 21 H. Beliau mentransfer tafsir al-Qur’an dari Ibn ‘Abbas radhiyallahu anhu. Ibn Ishaq meriwayatkan darinya, bahwa ia pernah berkata, “Aku telah menyodorkan
Source fungsi dan hikmah iman kepada hari akhir! Mengimani hari akhir adalah salah satu cara agar kita bias selalu meningkatkan keimanan kita kepada allah swt, karena dari kita sudah banyak yang terlena dengan kehidupan duniawi, yang hanya mengedepankan kehidupan duniawi dan membelakangkan dunia akherat, inilah yang
SendiSendi Keimanan bag - 4 ( Iman kepada Hari Akhir ) : Safinatun Najah Masih kita rasakan nikmatnya ngaji jarak jauh di mimbar dakwa cangkru'e desa kembangan, seperti biasa ustadz Yusron Hasan bin. H. Ah. Mansur sebagai guru tetap kita. kali ini masih melanjutkan ngaji di jumat yang lalu dengan judul kemasan Sendi-Sendi Keimanan bag - 4
yangmemiliki dimensi bina'an dan difa'an. Beliau juga mengungkapkan, dan mencegah kemungkaran dengan meningkatkan pemahaman terkait ilmu Dengan demikian, dakwah dapat dipahami sebagai bentuk ajakan, sehari-hari agar terciptanya hidup yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. 2. Metode Dakwah
Demikianperan agama yang telah menggerakkan peradaban manusia. Proses terbentuknya kehidupan manusia sepanjang sejarah hingga saat ini, tidak dapat dilepaskan dari peran agama. Dengan keimanan, agama telah mampu mengarahkan kehidupan manusia kepada kehidupan yang baik, berkemajuan dan keharmonisan. Sumber: Sriwijaya Post.
Sedangkanmenurut istilah hari akhir adalah hari kehancuran alam semesta beserta seluruh isinya. Iman kepada hari kiamat atau hari akhir merupakan rukun iman yang kelima, tidak
cEWcGR2. UMAT Islam wajib meyakini hari akhir atau hari kiamat, karena iman kepada hari akhir merupakan rukun Iman yang kelima. Hari kiamat merupakan hari berakhirnya seluruh kehidupan di dunia. Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya. Namun, semua hal terkait hari akhir itu dijelaskan dalam Alquran. Hari akhir pasti datang dan dialami oleh semua umat manusia pada zamannya. Allah SWT berfirman mengenai hari akhir kiamat yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. BACA JUGA Sebutan Hari Akhir dalam Alquran, Apa saja? يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ Artinya Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. Kiamat itu sangat berat huru-haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Al-A’raf ayat 197. Foto Freepik Berikut pengertian iman kepada hari akhir beserta dalilnya Pengertian Iman kepada Hari Akhir Iman kepada hari akhir artinya percaya bahwa suatu saat seluruh alam semesta akan hancur dan kehidupan yang kekal akhirat akan menanti. Iman kepada hari akhir mancakup tiga hal pokok yaitu mengimani adanya hari kebangkitan, mengimani adanya hisaab perhitungan dan jazaa’ balasan, serta mengimani tentang surga dan neraka. Termasuk juga keimanan kepada hari akhir adalah mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah kematian seperti fitnah kubur, adzab kubur, dan nikmat kubur. Setelah hari akhir terjadi, semua makhluk di dunia akan dimintai tanggung jawab atas amal ibadahnya selama hidup di dunia. Allah SWT berfirman, وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ Artinya Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. Al-Anbiya Ayat 47. Foto Unsplash Proses Terjadinya Kiamat Contoh iman kepada hari akhir dengan berdoa agar selamat di akhirat. Selain itu, juga bertanggung jawab atas setiap perilaku yang dilakukan di dunia. Allah SWT berfirman proses terjadinya hari akhir kiamat dan kondisinya. يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ Artinya Ingatlah pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Suatu janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. Al-Anbiya ayat 104 Hikmah beriman kepada hari akhir, adalah manusia bisa benar-benar memaknai tujuan kehidupan di dunia, yakni beribadah kepada Allah SWT. Ilustrasi foto NASA BACA JUGA Setelah 103 Hari, Maher Al Akhras Akhiri Aksi Mogok Makan Karena pada hakikatnya, manusia dan jin diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk beribadah kepadaNya. Mengutip keimanan yang benar terhadap hari akhir akan memberikan manfaat yang besar, di antaranya 1. Merasa senang dan bersemangat dalam melakukan kataatan dengan mengharapkan pahalanya kelak di ahri akhir. 2. Merasa takut ketika melakukan kemaksiatan dan tidak suka kembali pada maksiat karena khawatir mendapat siksa di hari akhir. 3. Hiburan bagi orang-orang yang beriman terhadap apa yang tidak mereka dapatkan di dunia dengan mengharapkan kenikmatan dan pahala di akhirat. Wallahu a’lam bishawwab. []
Kita beriman bahwa kematian bukan akhir perjalanan dan bahwa manusia diciptakan untuk kekal selamanya. Akan tetapi, kematian memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain; dari negeri ujian ke negeri balasan. Hari ini adalah kerja tidak ada hisab. Sementara, esok adalah hisab tidak ada kerja. Di akhirat seluruh jiwa diberi balasan sesuai dengan amal yang ia lakukan dan abadi menurut amal yang telah dikerjakan. يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ. فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan meski seberat biji atom, niscaya dia akan melihat balasannya. Serta barangsiapa yang mengerjakan kejahatan meski sebesar biji atom, niscaya dia akan melihat balasannya pula.[1] Seluruh risalah langit mengajak untuk beriman kepada hari akhir serta pahala dan hukuman, serta sorga dan neraka yang ada di dalamnya. Terutama, risalah Islam yang menjadikan masalah kebangkitan sebagai salah satu tema utama Alquran sekaligus mendebat kaum musyrikin yang mengingkari keberadaannya. Alquran menjelaskan kepada mereka bahwa Allah adalah وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ Dialah yang menciptakan manusia dari permulaan kemudian mengembalikan menghidupkannya kembali. Menghidupkan kembali adalah lebih mudah bagi-Nya.[2] أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ Apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa pula menciptakan yang serupa dengan mereka.[3] Selanjutnya Allah menjelaskan kepada mereka bahwa hikmah Tuhan Yang Mahaagung, Maha Mengetahui, dan Mahakuasa menghendaki agar makhluk tidak lenyap begitu saja. Sebab, ada orang yang terbunuh, yang diperlakukan sewenang-wenang, serta yang dianiaya, sementara si penganiaya belum mendapatkan balasannya dan orang yang dianiaya belum mendapatkan haknya. Allah befirman, وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ . أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya dengan sia-sia. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir. Maka, celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?![4] أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ . فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?Maha Tinggi Allah, Raja yang Sebenarnya.[5] Alquran memandang bahwa penciptaan manusia akan menjadi sia-sia tanpa tujuan dan hikmah jika ia tidak dibangkitkan lagi setelah mati guna mendapatkan balasan yang setimpal. Inilah sangkaan kaum materialis atau atheis yang berkata, ”Kami mati dan hidup tanpa ada yang membinasakan kami kecuali perjalanan masa. Manusia dilahirkan oleh rahim dan ditelan oleh bumi. Tidak ada lagi selain itu.” Betapa hina dan naifnya kehidupan jika berakhir semacam itu. Alquran membantah kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan di mana dengan sombong mereka meminta agar Allah menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur. Alquran juga membantah mereka yang tidak memahami keadilan dan kebijaksanaan-Nya dengan menyangka bahwa lembaran kehidupan ini akan segera dilipat sementara orang yang baik tidak mendapat balasan kebaikannya dan orang jahat tidak mendapat balasan dari kejahatannya. Seolah-olah tidak ada Tuhan yang mengatur alam ini. Di samping itu, Alquran membantah orang-orang yang mengira bahwa di akhirat nanti akan berguna syafaat sejumlah orang yang bisa memberikan syafaat dan syafaat orang-orang yang dengan pengaruhnya bisa menggugurkan prinsip keadilan. Alquran membantah bahwa sejumlah orang yang melakukan berbagai kezaliman dan dosa bisa diberi syafaat oleh tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, atau oleh para dukun yang dijadikan sebagai perantara antara mereka dan Tuhan. Begitulah sangkaan kaum musyrikin dan sangkaan sebagian ahlul kitab. Alquran menyanggah semua klaim palsu tersebut dengan tegas dan jelas, مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ Siapa yang mengerjakan amal saleh maka pahalanya untuk dirinya sendiri. Dan siapa yang mengerjakan perbuatan jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri. Sekali-kali Rabb-mu tidak pernah berbuat aniaya kepada para hamba.[6] مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى Siapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk Allah, maka hal itu untuk keselamatan dirinya sendiri. Dan siapa yang sesat sesungguhnya ia akan merugi sendiri. Seorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain.[7] مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali dengan ijin-Nya.[8] وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى Berapa banyak malaikat di langit syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai-Nya.[9] وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ Mereka tidak bisa memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.[10] فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.[11] Alquran menegaskan bahwa syafaat hanya diberikan sesudah Allah memberikan ijin. Sementara, tidak ada seorang malaikat atau rasulpun yang bisa memaksa-Nya untuk memberikan syafaat. Juga telah digariskan bahwa syafaat tidak diberikan kepada setiap orang. Siapa yang mati dalam kondisi menyekutukan Allah dan mengingkari-Nya, Allah tidak akan mengijinkan seorangpun untuk memberikan syafaat padanya. Meskipun ada yang memberinya syafaat, maka syafaat tersebut tertolak. Pasalnya, syafaat hanya berguna bagi kalangan beriman dan bertauhid yang melakukan kesalahan. Di akhirat catatan amal akan dihamparkan, timbangan akan ditegakkan sehingga setiap orang bisa membaca kitab miliknya, اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا Bacalah kitabmu! Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab atasmu.[12] وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا Dan diletakkanlah kitab. Lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap isinya. Mereka berkata, “Sungguh celaka kami. Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya?!” Mereka melihat seluruh amal yang telah mereka kerjakan ada di dalamnya. Tuhanmu tidak pernah berbuat aniaya terhadap siapapun.”[13] يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadirkan di hadapannya. Begitu juga kejahatan yang telah dikerjakan. Ia ingin kalau kiranya antara ia dan hari itu ada masa yang jauh.[14] Di sini manusia mendapati dan melihat amalnya sudah berada di hadapan. هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ Inilah Kitab catatan kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar.[15] Demikianlah kitab catatan tersebut menuturkan tentang manusia lalu timbangan datang sebagai pemutus perkara secara adil. وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari kiamat. Maka, tidak ada yang dirugikan barang sedikitpun. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi sekalipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.[16] Lalu, situasi ini berakhir dengan terbaginya manusia menjadi tiga kelompok Kelompok cekatan yang berada dekat dengan-Nya. Kelompok kanan. Kelompok kiri. Inilah yang Allah sebutkan dalam surat al-wâqi’ah, فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ . فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ . وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ . فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ . وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ . إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ Adapun jika dia termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah maka dia memperoleh ketenteraman dan rizki serta sorga yang penuh dengan kenikmatan. Jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang benar.[17] Di dalam sorga terdapat berbagai bentuk kenikmatan materi dan maknawi yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, serta tidak pernah terlintas dalam benak manusia. فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menyenangkan yang disediakan sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.[18] وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin lelaki dan perempuan bahwa mereka akan mendapat sorga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan mendapat tempat-tempat yang bagus di sorga Adn. Ridha Allah adalah lebih besar. Itulah keberuntungan yang sangat agung.[19] Adapun di neraka terdapat berbagai macam siksa moril dan materil sebagaimana yang disebutkan oleh Alquran dan diingatkan kepada kaum beriman. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; serta penjaganya berupa malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak pernah melanggar apa yang Allah perintahkan pada mereka, dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.[20] كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan siksa yang ada.[21] Catatan Kaki [1] al-Zalzalah 6-8. [2] al-Rûm 27. [3] al-Isrâ` 99. [4] Shâd 27-28. [5] al-Mu’minûn 115-116 [6] Fushshilat 46. [7] al-Isrâ 15. [8] al-Baqarah 255. [9] al-Najm 26 [10] al-Anbiyâ` 28. [11] al-Muddatstsir 48. [12] al-Isrâ` 14. [13] al-Kahfi 49. [14] Ali Imran 30. [15] al-Jâtsiyah 28. [16] al-Anbiyâ 47. [17] al-Waqi’ah 88-95. [18] al-Sajadah 17 [19] al-Taubah 72. [20] al-Tahrîm 6. [21] al-Nisâ` 56.
sebutkan dimensi yang terkait dengan keimanan hari akhir