Diaberkata, "Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu." Seperti yang tertuang dalam sebagian riwayat hadis.Rasulullah telah menyampaikan kepada kita bahwa Allah lebih berbahagia dengan taubatnya seorang hamba daripada orang yang menemukan kembali untanya di daratan yang mematikan tersebut, seperti yang telahdijelaskan oleh
Akukembali mencoba berdiri dalam kelemahan hati yang begitu mendera,. Tak tahu harus berbuat apa,. Sekitarku bagai asing buatku, ingin kembali berkenalan namun tak ingin, ntah kenapa rasa inginku hilang tak tahu kemana,. Semakin hari hati ini semakin sakit ada rasa yang ingin aku teriakkan pada Alam,. "Ya Robb,.
Pertama lelahnya orang yang mencari nafkah untuk keluarga. "Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS al-Jumu'ah [62]: 10). Kedua, lelahnya orang yang berjihad di jalan Allah. "Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin
Akuberkata: tentu! Abu Thalhah berkata: aku dikabarkan oleh Ad Dhahhak bin Abdurrahman bin Arzab dari Abu Musa Al Asy'ari bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Jika anak seorang hamba meninggal, Allah Swt berfirman kepada malaikatnya: "Kalian telah mengambil ruh anak hambaKu?". Para malaikat menjawab: "Benar".
Atau kamu sudah ingin berkata, "Tuhan, aku sudah lelah; Tuhan, aku capek; Tuhan, aku tidak sanggup lagi." Kamu tidak lagi ingin percaya pada siapapun, termasuk kepada Dia. Sebelum jauh kamu membaca, meski kita mungkin tidak kenal satu sama lain, izinkan saya, seorang yang banyak sekali merasakan kasih Tuhan, memanggilmu dengan panggilan 'sayang'.
Ya Allah. Kuatkanlah aku, kuatkan hambamu yang tengah berada di titik terlemahnya. Kuatkanlah hambamu yang kini hanya dapat menyalahkan diri, mencerca hidup, meratapi sesuatu yang takkan pernah kembali. ***** Sadarkanlah ia ya Allah, berikanlah ia Cahaya-Mu. Berikanlah ia hidayah-Mu.
jOiO. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku hanya lelah Ya Allah, aku tidak meminta Engkau ringankan ujianku, karena ku yakin semakin besar Engkau menguji hambaMu, semakin kuatlah pula hambaMu dalam menghadapi ujian aku mengeluh? sedikit saja Ya Allah, selama ini aku tidak pernah mengeluh akan ujian yang Engkau berikan padaku, aku selalu menjalaninya walau tangisan tidak pernah henti. Tapi kali ini berbeda, aku tidak kuat lagi untuk tidak mengeluh padaMu Ya Allah, kepada siapa lagi aku menuangkan keluh kesah ini, tidak ada yang mau mendengarkan, tidak ada yang peduli, hanya Engkaulah yang dekat yang Engkau berikan selalu dapat aku lewati berkat kemudahan yang Engkau berikan, hanya saja lulus dengan nilai yang tidak sempurna, aku masih sering berburuk sangka ini masih setengah lagi akan berakhir, tapi tahun ini sangatlah berat Ya Allah, dari skripsiku yang tidak berjalan baik, banyak rintangan, kelulusanku ditunda karena saat disidangkan skripsiku belum layak, hubungan dengan orang tuaku hancur, hubungan dengan teman-temanku juga yang akan Engkau berikan padaku Ya Allah? sedangkan ujian Mu yang lain belum kuselesaikan. Kenapa bertubi-tubi? Aku bahkan hampir lupa cara tersenyum tulus tanpa orang bertanya padaku apa yang paling membahagiakan dalam hidupmu? Aku selalu berpikir lama sekali, karena aku tidak ingat apa yang membuatku bahagia. Tetapi ketika orang bertanya hal apa yang paling menyedihkan dalam hidupku? Banyak jawaban yang keluar dari mulutku. Aku hampir lupa cara bukannya tidak mensyukuri apa yang Engkau berikan, aku hanya ingin bertanya kenapa Engkau memberikan ujian-ujian ini padaku. Yakinkah Kau Ya Allah aku bisa melewatinya? Aku sendiri bahkan tidak yakin Ya Allah, aku hanya menjalani yang Engkau berikan Ya Allah, buatlah aku aku karena kata-kataku lancang ketidaktahuan diriku akan aku selalu berdoa padaMu;“Jika hidup yang terbaik untukku, kuatkanlah diriku dalam menghadapi ujian-ujianMu berikutnya, tapi jika kematianlah yang terbaik untukku, Tolong Ya Allah, janganlah Engkau murka kepadaKu.”Setiap malam sebelum tidur, aku selalu berdoa kepada Allah, untuk memberiku senyuman esok hari, senyuman yang tulus tanpa beban. Tapi tidak pernah Ia memberikannya, aku hanya berpikir positif, mungkin belum lagi maafkanlah diriku Ya ada hari yang indah pada Lihat Catatan Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bismillah… Aku pernah berkata lelah pada sebuah pekerjaan. Bolehkah? Tentu sangat boleh. Tapi, apa diperbolehkan berkata lelah pada sebuah dakwah? Jawabannya tentu tidak. Awalnya aku memang sering merasa lelah, tapi pada nyatanya setelah mendapat cerita kanan-kiri dari seseorang, ah betapa malunya bila sempat berucap dengan sengaja kata lelah di hadapan teman atau orang lain. “Lihatlah jaman dulu itu susahnya bukan main berjuang untuk dakwah, sekarang sudah gampang. Apalagi dunia teknologi semakin canggih,” ucap para tetuha yang mengorbankan fisik, ide, dan materinya untuk menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita membaca sirah nabi, begitu luar biasa perjuangan beliau beserta para sahabat yang lain. Untuk suatu dakwah, memperjuangkan agama untuk-Nya tentu diperlukan pekerjaan yang super ekstra. Karena dakwah bukan hanya kewajiban seorang ustadz ataupun kiai. Melainkan pekerjaan semua muslim. Tidak ada kata tidak’ dan putus asa dalam perjalanannya. Perjuangan dakwah memang tidak boleh berhenti ketika kita sudah sukses mengemban satu misi yang direncanakan sebelumnya, tapi ia akan terus ada sepanjang perjalanan hidup menemani kita. Terkadang aku sadar, aku merasa tidak mampu. Berat sekali. Bosan bahkan capek dan lelah. Tapi apa semua itu ada bayarannya dari Allah? Apa ada timbal balik? Ya, tentu ada, mari kita buka kembali surah Muhammad Ayat 7, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Kehidupan ini memang amatlah singkat. Baru saja kemarin kita bermain-main dengan teman sebaya waktu kecil, eh tiba-tiba sudah dewasa, berjanggut dan punya anak bahkan cucu. Intinya tak usah ragu, karena apa yang kita perbuat, pasti akan ada ganjarannya dari Allah SWT. Entah itu langsung diberikan sewaktu di dunia, atau nanti di akhirat. Sungguh berungtunglah orang-orang yang dalam hidupnya bisa memberikan hal terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain, menyumbang sesuatu yang berarti untuk kemaslahatan umat, berkarya tiada henti untuk keperluan orang banyak. Aku teringat, Allah tidak pernah memberi beban yang kita sendiri tidak mampu melakukannya. Berarti, bila ada beban yang sekarang ini kita pikul. Tentu Allah memberikan sesuai kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Dan cukup Dia yang akan membalas semuanya. Tergantung dari kita nantinya, apakah mampu untuk berjuang, bersabar menghadapinya, atau menyerah, dan lalu tenggelam dalam keputus asaan. Kita bisa tengok sejenak seorang pembantu yang bersikap baik kepada majikannya. Tidak pernah ia mengeluh secara langsung kepada majikannnya. Paling-paling mengeluh di saat memang majikannya membuat ia teraniaya, itupun dalam hati. Berbeda saat majikannya memberi sesuatu yang pantas untuk dirinya. Sang pembantu pasti akan tersenyum, dan dengan sigap mematuhi aturan sang majikan. Nah, begitu juga yang harus kita lakukan. Allah sudah memberikan kita banyak nikmat yang tak akan terhitung jumlahnya. Ia juga memberikan apa-apa saja yang sebelumnya tidak pernah kita minta, seperti sepasang bola mata, hidung, mulut, dua daun telinga, dan lain-lain. Apakah kita masih bisa mengeluh? Sungguh celaka bila kita tidak bersyukur dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Hirupan udara yang masih diizinkan oleh-Nya mari kita gunakan dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Toh dakwah, bukan hanya berceramah di depan umum, menulis untuk kebaikan orang lain juga adalah sebuah dakwah. Mengantar seorang ustadz untuk pergi ke majelis adalah sebuah dakwah, mengajar juga merupakan sebuah dakwah. So, sudahkah kita berdakwah hari ini? Jika belum, mari lakukan setiap hari tanpa berkata Aku Lelah’. Bila tidak sekarang, kapan lagi? Apakah menunggu sampai Malaikat Izrail menyabut nyawa kita? Tidak kan!Semoga Bermanfaat, Salam Oke, Fian Lihat Cerpen Selengkapnya
''Ada disaat kebahagiaan itu tergantikan dengan kesedihan. Ada disaat kita berada di atas dan dibawah, ya seperti roda.'' Aku mungkin tak sepenuhnya mengerti tentang kebahagiaan, karena nyatanya aku lebih sering diajarkan tentang kesedihan. Mungkin masa-masa sulit seperti ini yang menjadikanku lebih kuat. Aku tak pernah mencoba terlihat lemah, namun benda kecil yang bernama air mata itu selalu menjadikanku terlihat bukan seperti lelaki kuat. Aku benci, aku benci ketika telah berusaha terlihat kuat namun nyatanya aku menangis. Maafakan aku, aku ini seharusnya tidak mudah menangis bukan? Aku ini seorang lelaki yang kodratnya adalah seorang pemimpin. Tapi garis kehidupan membuatku harus seperti ini, menjalani sebuah drama penuh luka dan perjuangan. YaTuhan, aku benci dengan kelemahanku. Aku tak pernah ingin setetespun air mataku ini terjatuh hanya karena ini. Aku lebih suka bila harus memendamnya sendirian, tak perlu bicara dengan orang lain. Namun, tolong jangan dengan air mata. Biar, biar aku menahan kesakitan ini semampuku. Biarkan aku berlagak layaknya lelaki biasa tanpa terlihat ada beban. Ya Allah, kenapa juga aku terlahir sebagai manusia yang selalu menghiraukan perasaan orang lain? Hingga aku lupa, benar-benar lupa untuk mencari kebahagianku sendiri. Ya Allah maafkan aku jika kali ini aku benar-benar lelah. Maafkan aku jika kali ini aku mengeluh akan takdir-Mu. Ya Allah, tolong peluk aku sebentar, bantu aku menyadari bahwa kebahagiaan itu benar-benar ada untukku. Bantu aku untuk tak terlihat lemah, kuatkan aku Ya Allah. Karena hanya kepada-Mu lah hendaknya aku mengadu, hanya Engkaulah yang mampu mengertiku untuk saat ini. Ya Allah mungkin aku terlalu peka dengan orang lain hingga akhirnya aku selalu menganggap apa yang aku lakukan harus benar agar tidak ada yang tersakiti olehku. Aku benar-benar tak bisa marah walau sebenarnya aku sakit dengan kata-kata mereka. Ya Allah, biarkan jika memang kelemahanku ini lebih bisa diterima oleh mereka. Tapi, tolong bantulah aku jika ada suatu saat nanti aku berhenti menjadi kuat. Bantulah aku jika nantinya aku merasa lelah. Bantulah aku jika suatu saat aku berada pada titik terlemahku. Bantulah aku untuk tetap menjadi seperti ini, seperti yang mereka lihat saat ini Ya Allah, aku memang bukan hamba terkuatmu. Setiap masalah yang kau beri memang tak pernah bisa aku selesaikan dengan baik. Namun anehnya aku selalu bisa menyelesaikan masalah orang lain. Aku benar-benar tak menghiraukan masalahku sendiri. Aku merasa aku sendirian, disaat semua orang yang aku percayai terlihat pergi meninggalkanku. Aku takut sendirian, aku takut aku tak akan pernah bisa menjalani ini semua. Aku benar-benar takut, Tuhan. Tuhan, aku hanya ingin terlihat bahagia untuk saat ini. Maafkan aku tuhan, jika aku selalu berkata lelah kepadamu. Namun, ijinkan saat ini saja Ya Allah bolehkah aku berkata ''aku lelah?''.
Mas Idayu Ronny / Nabilah Bolehlah Boleh 1 Bolehlah boleh datang kerumahku Kalau dirimu masih belum berpunya Bolehlah boleh datang kerumahku Kalau dirimu mahu melamar diriku 2 Sabar sabar saja sayang Tunggu tunggu saja sayang Kita kan pasti bersatu Kalau abang benar suka Cinta dan sayangku ini Hanyalah untukku saja 3 Bolehlah boleh datang kerumahku Asal kau jumpa dulu orang tuaku Bolehlah boleh datang menjemputku Asal mendapat restu orang tuaku ulang 2 Sabar sabar saja Tunggu tunggu dulu Wahai sayangku sabarlah Kalau benar sayang Abang cinta abang Hanyalah untukku seorang ulang 2 ulang 3 & 2 ulang 2 Ke Halaman Utama Copyrigth © 2002 ImnogmanTM ZZZ Reversed Tech, Inc.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hari ini menahan semua rasa dan emosi...menahan serta mencoba b'tahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya, seperti bukan diriku yang kukenal. aku merasa diri ini b'kecil hati, seakan memulai aksi unjuk rasanya...menentang semua rutinitas yang selama ini aku lakukan, rutinitas yang aku bangun dgn keoptimisan...meski tak memungkiri t'kadang hati menjerit, kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini. 'Inikah titik lemahku? titik terendahku? Ya Allah, bantu aku... . Aku ingin terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang... Ya Allah,, Aku Lelah ! terasa tidak mudah perjalanan yang aku tapaki.. perjalanan untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan orang tuaku & anak2ku.. Berat terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap perjalanan.. badai pun terkadang datang menerpa..membuat hati ini goyah.. ingin berhenti dan MENYERAH... “Ya Allah! aku hanya hambaMu yang hina. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan krna aku tidak ridha dengan takdir dan ketentuanMu, bukan krna aku terluka dengan ujianMu, bukan juga krna aku berkecil hati denganMu. Sedang aku hanya seorang hambaMu yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani setiap duka dan sakitku. "Ya Allah! Tangis ini adalah pengobat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku ini. Aku sangat penat ya Allah, Penat untuk menangisi segalanya ... Ampunilah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu. Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur padaMu." "Ya Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai pembinaan untuk aku lebih akrab denganMu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukanMu pada segenap waktu. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan aku jauh daripadaMu." "Aku ridha ya Allah dengan tadirMu ini. Aku terima ini dengan sepenuh jiwa dan ragaku! Aku tidak pernah bersangka buruk padaMu, . Jika di dunia ini terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita buatku, andai di dunia ini tiada kebahagiaan untukku, Kau gantilah segalanya itu dengan keindahan syurgaMu di sana." Ya Allah, biarlah hati ini yang menatanya, Biarlah mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya
ya allah bolehkah aku berkata lelah